Ats-Tsawabit wal Mutaghaiyyirat Dakwah (Prinsip-prinsip Dakwah yang Bersifat Permanen dan yang Bersifat Fleksibel): 10 Unsur Tetap Dakwah

Di dalam dakwah Islam, ada prinsip-prinsip atau bagian-bagian yang bersifat permanen (Tsawabit), dan ada pula yang bersifat fleksibel (Mutaghayyir), yang dapat dikembangkan, yang mana perubahan yang dilakukan ini tentunya tidak melanggar manhaj-manhaj Islam.

Ada sepuluh unsur tetap dalam dakwah:

Pertama, Nama jama’ah sebagai fikrah, sejarah, dan lambang kesetiaan.

Hanya dengan menyebut namanya saja, akan terbayang di fikiran kita apa fikrah yang dibawa, apa tasawur yang diseru, siapakah yang memikul fikrah itu, bagaimana sejarahnya, penuh dengan jihad, dan pengorbanan.

Kedua, Amal jama’i ialah wasilah kita.

Artinya, kita sebagai umat Islam dan atau sebagai aktivis dakwah hendaklah tidak meninggalkan amal jama’i. Hal ini agar kita menjadi lebih kokoh: “Mukmin sesama mukmin seperti sebuahbangungan, saing kuat memperkuatkan.” Selain itu juga agar kita lebih tahan dan tetap berjalan di jalan Islam secara kuat, karena “Serigala hanya memakan kambing yang sendirian.” Amal jama’i mestilah tersusun dengan rapi, mempunyai barisan kepemimpinan yang bertanggungjawa, pengikut yang bersatu, dan kefahaman yang jelas. Islam tidak mengenali jama’ah tanpa sistem. Rasulullah saw pernah bersabda: “Tangan Allah bersama jama’ah, siapa yang menyendiri, akan menyendiri di dalam neraka.”

Ketiga, Tarbiyah dan menolak kekerasan adalah jalan kita.

Melalui tarbiyah, individu akan menjadi insan yang tidak mengejar hawa nafsu, tidak juga menjadikan harta kekayaannya sebagai matlamat (tujuan).

Keempat, Usrah adalah tempat asuhan atau tonggak tarbiyah kita.

Di dalam usrah, kefahaman diperdalam lagi. Usrah juga sebagai hal untuk memperkuat ikatan ukhuwah. Rukun-rukunnya ialah taaruf (mengenal), tafahum (saling memahami), takaful (saling tolong-menolong).

Kelima, Risalah Ta’alim, Ushul ‘Isyrin (20 prinsip), dan risalah Aqaid adalah asas dan sumber pembelajaran kita.

Kita hendaklah mempelajari, memahami, dan juga mengamalkan rukun-rukun yang disebut dengan Arkanul Baiat.

Keenam, Syumul (komprehensifitas) adalah asas pandangan dan pemahaman kita.

Kita sebagai umat Islam hendaklah memahami dan mengamalkan Islam secara menyeluruh; komprehensif; kaffah.

Ketujuh, Syura mulzimah (mengikat) sebagai pemutus perselisihan di atara kita.

Syura adalah: berbincang mengenai pandangan-pandangan dalam semua urusan terutama yang melibatkan kepentingan umat.  Islam memberikan kedudukan yang besar dan tinggi untuk syura. Bahkan AlQur’an sendiri mempunyai satu surat yaitu surat AsySyura. Syura bersifat wajib.

Kedelapan, Menghormati sistem dan peraturan jama’ah adalah moralitas kita.

Kesembilan, Pilihan fiqh yang telah ditetapkan oleh jamaah harus diikuti oleh anggota.

Kesepuluh, Allah ialah tujuan kita dalam setiap ucapan dan perbuatan.

Sumber: buku Ats Tsawabit wal Mutaghaiyyirat oleh Dr. Jumaah Amin

No comments:

Post a Comment