M Zulfikar Rahmat: Mimpi - Biarlah Orang Ragu, Yang Penting Fikar Tetap Maju

Saya sedang rajin-rajinnya menonton tayangan di channel youtube PPI, hingga sampailah ke video yang berjudul M Zulfikar Rahmat: Mimpi ini.

Kisah Zulfikar Rahmat yang inspiratif

"Bagi sebagian orang, mimpi hanyalah bunga tidur yang menemani tidur mereka. Tapi bagi saya dan banyak orang lain, mimpi adalah petunjuk kehidupan. Dengan mimpi, seseorang akan tahu kemana mereka akan pergi. Sejak kecil ayah saya selalu memberi wejangan bahwa kamu harus punya mimpi. Karena mimpi adalah kewajiban. Ketika kamu tidak punya mimpi, kamu akan pergi tanpa arahan."

Begitulah tutur mas Zulfikar di dalam video ini.

Saya menemukan sosok mas Fikar ini pada tanggal 2 Desember kemaren, saat saya tidak sengaja menemukan channel Youtube PPI United Kingdom. Lalu saya pun melihat-lihat video yang ada di dalamnya dari awal. Iya, dari bawah. Sampai di video ini, saya terhenti. Saya memutarnya berkali-kali.

Mimpi ke England yang ditertawakan

Mimpi pertama mas Fikar adalah mimpi untuk belajar ke Inggris. Mimpi ini muncul pada saat belajar IPS kelas 6 SD. Ketika itu gurunya menerangkan tentang benua Eropa. Seketika, terbersit di dalam pikirannya bahwa ia harus ke sana suatu hari nanti.

Ketika mas Fikar hendak lulus SD, ia diminta berdiri di depan kelas dan ditanya apa cita-citanya. Mas Fikar menjawab bahwa cita-citanya adalah ingin sekolah di Inggris. Tapi ia ditertawakan, sementara teman-teman yang lain diberi tepuk tangan dan diamini. Kenapa?

Mendobrak keterbatasan yang orang-orang ragukan

Mas Fikar lahir dengan Asphyxia Neonatal, sebuah gangguan pernafasan. Ketika lahir, mas Fikar tidak bisa menangis.

Gangguan ini pun memberikan dampak kepada saraf motorik halus, terutama di tangan. Kondisi ini membuatnya mengalami kesulitan dalam menulis. Gangguan pada saraf lidah juga membuatnya susah berbicara dengan jelas, seperti yang terlihat di video.

Sewaktu lahir, dokter memvonis mas Fikar bahwa ia tidak bisa hidup lama. Pernah pula divonis bahwa akan hidup buta dan bisu. Tetapi kenyataannya? Seperti yang terlihat di video.

Tidak sampai di sana. Ketika hendak sekolah, hampir semua sekolah di daerah asalnya, Semarang menolaknya.

Setelah orang tua mas Fikar mengusahakannya, akhirnya mas Fikar bisa masuk sekolah walau telat. Ia masuk sekolah pada bulan Desember ketika teman-teman yang lain masuk pada bulan Juli. Mas Fikar dapat masuk sekolah setelah melalui beberapa tes sebagai pembuktian.

Di sekolah, mas Fikar mendapat perundungan demi perundungan. Ditendang, dikunci di kamar mandi, didorong di tangga hingga kepala bocor, hingga mengucilkan mimpi yang dimilikinya.Hingga akhirnya berita bullying ini sampai ke telinga ayah mas Fikar dari seorang tukang sapu sekolah.

"Jangan biarkan keterbatasan mengalahkanmu,"

Begitu kata ayah mas Fikar. Kalimat ini kemudian menjadi moto kehidupan mas Fikar.

Merawat mimpi dan mewujudkan cita-cita ke Inggris

Lulus sekolah, mas Fikar mendapat kesempatan untuk lanjut studi di Timur Tengah. Kesempatan yang hampir ditolak oleh mas Fikar dengan alasan bahwa beliau mau ke Inggris, bukan ke Timur Tengah.

Mas Fikar dipaksa oleh orangtuanya untuk maju, ambil kesempatan itu. Saat itu mas Fikar menyadari bahwa:

"Terkadang dalam perjalanan mimpi, kita harus mampir ke sebuah persinggahan, dan di tempat persinggahan itu akan banyak bekal untuk lebih siap di tempat tujuan kelak."

Ketabahan dan semangat juang maju terus pantang menyerah pun mengatarkan mas Fikar kepada mimpi-mimpinya.

Singkat cerita, setelah lulus S1 di Qatar University, mas Fikar akhirnya mendapatkan beasiswa dari pemerintah Qatar untuk studi S2 dan S3 di UK.

"Jangan membatasi tantanganmu, namun tantang batasanmu"

Mas Fikar begitu inspiratif. Keterbatasan bukan halangan untuk berprestasi. Justru keterbatasan yang menjadi pemicu semangat agar lebih berprestasi dan berjuang mewujudkan mimpi.

Penutup tahun 2016, Bersama dengan mimpi saya ke Inggris. Apakah suatu hari saya bisa mewujudkannya? Semoga ada titik terang yang menyinari pikiran ini.

No comments:

Post a Comment