Sinopsis dan Review Rainbow Rowell Eleanor & Park: Perundungan, Romansa, dan Keluarga

Eleanor dan Park adalah kisah sepasang anak muda usia 15-17 tahun (cerita dimulai saat mereka berusia 15 tahun, dan berakhir saat mereka berusia 17 tahun) atau anak sekolah menengah atas. Kisah ini berlatar tahun 1986an. Mereka tinggal di Omaha, Nebraska.

Eleanor Douglas adalah seorang remaja berambut merah keriting, dan bertubuh cukup besar. Ayah dan ibunya sudah bercerai, dan masing-masing memiliki pasangan kembali. Setelah 1 tahun dititipkan di rumah seorang kerabat, ia kemudian tinggal di rumah ayah tirinya, Richie, bersama ibunya, dan 4 orang adik (Ben, 11 tahun; Maisie, 8 tahun; Mouse/Jeremiah, 5 tahun; serta Richie kecil, adik tirinya yang masih bayi). Richie berwatak kasar dan sering mabuk. Keluarga Eleanor juga bukan keluarga yang harmonis dan kaya. Pakaian yang ia pakai bukanlah pakaian yang keren. Dalam kesehariannya, Eleanor tidak biasa berdandan cantik seperti gadis-gadis kebanyakan, gayanya termasuk yang ngasal—kalau tidak disebut unik.

Park Sheridan adalah anak blasteran. Ayahnya merupakan veteran tentara Amerika, dan ibunya berasal dari Korea (mereka bertemu saat ayahnya dinas di Korea). Park ini jago taekwondo. Ia memiliki adik laki-laki bernama Josh, 12 tahun, yang lebih tinggi dari mereka. Kakek-nenek Park (dari ayahnya) tinggal di kompleks perumahan yang sama. Keluarganya cukup harmonis.

Alur cerita Eleanor & Park

Eleanor yang baru pindah sekolah itu masuk ke bus sekolah. Tidak ada orang yang mau memberinya kursi karena bentukannya yang terasa aneh, bahkan Park pun berpikir begitu. Sedikit merasa risih melihat Eleanor berdiri, Park menyuruhnya duduk secara tidak ramah. Kerisihan Park tidak sampai di situ. Eleanor sering mencuri pandang komik-komik yang dibawa Park, hingga akhirnya Park meminjamkannya bacaan-bacaannya pada Eleanor. Kemudian mereka berkata sepatah-dua patah kata yang kaku, hingga akhirnya mereka menjadi lebih dekat. Bertukar pikiran soal musik, hingga mendengar lagu bersama.

Park tidak menyangka mengapa pada akhirnya ia bisa tertarik dengan Eleanor. Padahal, berulang kali Cal, temannya, berusaha mendekatkannya dengan Kim, dan berulang kali pula Park menolak ajakan itu. Ini sih si Cal rada ngaco juga. Niatnya mau mendekatkan Park dengan Kim, lalu menyuruh Park mencampakkan Kim, dan ia pun menggaet Kim.

Eleanor jadi sering main ke rumah Park, bahkan orang tua Park menyukainya. Park menyukai Eleanor apa adanya. Eleanor merasa hidupnya yang buruk menjadi lebih indah bersama dengan Park.

Eleanor tidak bisa mengaku pada keluarganya yang over protective—yang melarangnya berhubungan dengan lawan jenis—kalau ia berhubungan dengan Park. Alih-alih, ia mengaku kalau ia pergi ke rumah temannya, Tina.

Lucu. Sebab, Tina sama sekali tidak berteman dengannya. Bahkan, Tina sering meledek dan membuat Eleanor tidak nyaman. Tina ini mantan pacar Park saat mereka berusia 12 tahun, namun kini Tina berpacaran dengan Steve. Park pernah membuat Steve babak-belur karena ia tidak suka bagaimana cara Steve becanda terhadap Eleanor. Tina dan Steve ini juga tinggal di kompleks perumahan yang sama dengan Eleanor dan Park.

Park juga merasa sakit hati setiap kali ia menemukan kata-kata cabul dituliskan di buku-buku Eleanor. Mereka mengira bahwa Tina-lah pelakunya. (Hm, apa Park tidak tahu gimana bentuk tulisan tangan Tina ya?). Mereka tidak melabrak Tina karena Eleanor bilang, lebih baik diam saja, atau ia dan yang lain bisa jadi lebih kejam.

Suatu hari seusai kelas olahraga, ketika hendak mengganti baju olahraganya, Eleanor mendapati pakaiannya basah terendam di water closet. Jahat bgt! Eleanor langsung pulang hari itu, marah bercampur sedih. Park kemudian menghibur dan menyemangatinya.

Setelah sekian waktu menghabiskan hari-hari bersama, dan bertukar hadiah... Inilah klimaksnya...

Suatu hari Eleanor melihat kotak tempat ia menyimpan hadiah dari Park itu dibongkar dan barang-barang di dalamnya rusak berhamburan di lantai. Ternyata, pembaca pun tahu kalau yang melakukannya adalah Richie, ayah tiri Eleanor. Yang mengejutkan adalah, alasan Richie melakukan hal itu bukan hanya karena ia marah Eleanor telah diam-diam berhubungan dengan cowok, namun juga karena ia cemburu! Ternyata, selama ini Richie-lah yang menuliskan kata-kata cabul itu di buku Eleanor, bukan Tina.

Mungkin karena Richie yang cabul pada Eleanor pula yang menjadi alasan kenapa Richie tidak ingin Eleanor mengikuti sebuah kamp di Minneapolis, Minnesota, atas ajakan paman Geoff. Pada hari Natal pun ia memberikan Eleanor uang 50 USD dan menyuruh Eleanor memberi barang agar ia bisa berpenampilan yang lebih bagus.

Saat Eleanor melarikan diri dari rumah, malah Tina dan Steve membantunya bersembunyi di garasi rumah Steve. Hingga Steve pun datang ke rumah Park dan memanggilnya.

Singkat cerita, Park pun mengantarkan Eleanor ke tempat paman Geoff dan tante Susan, dan orangtua Park mengerti.

Setelah menghabiskan "waktu terakhir" bersama, dan ketika tiba di rumah paman Geoff, Eleanor melarang Park untuk keluar mobil. Beruntungnya, Eleanor sepertinya diterima dengan baik di sana, terlebih oleh tante Susan. Paman Geoff dan tante Susan ini kebetulan juga tidak memiliki anak.

!Ending Spoiler Eleanor & Park

Park menunggu dering telepon dari Eleanor. Sebelumnya Park menyuruh Eleanor untuk meneleponnya, namun tidak ada telepon dari Eleanor, bahkan Eleanor tidak pernah mengiyakan akan menelepon Park. Sementara Eleanor diam-diam menggerakkan tangannya hendak memencet nomor telepon Park, namun kemudian ia berhenti saja tanpa berakhir benar-benar meneleponnya.

Park mengirim puluhan entah ratusan surat kepada Eleanor, dan tidak menemukan satu amplop pun balasan. Sementara Eleanor mencoba menulis surat untuk Park, namun tidak menyelesaikannya, dan tentu saja tidak mengirimkannya.

Park masih memikirkan Eleanor bahkan ketika ia datang ke pesta dansa dengan Cat, teman kerjanya. Pesta dansa yang sebelumnya sempat Eleanor dan Park janjikan untuk nanti mereka hadiri bersama sebagai pasangan.

Suatu hari, Park mendapatkan sepucuk kartu pos bertuliskan "Salam dari negeri 1000 pulau" dari Eleanor. Ia bahagia mendapatinya. Yak, sebuah Open Ending sodara-sodara!

Review Buku Eleanor dan Park

Cover buku Rainbow Rowell - Eleanor & Park yang saya pinjam di iPusnas

Saya membaca buku terjemahan yang saya dapatkan di iPusnas. Secara personal, saya melihat ilustrasi covernya kurang merepresentasikan Eleanor dan Park (terutama Eleanor). Di goodreads, saya lihat ada banyak edisi lain dengan cover yang lebih merepresentasikan wujud Eleanor dan Park.

Otak saya juga dibuat bingung oleh terjemahannya, karena ada banyak kata "dia" dan akhiran "-nya" yang berdekatan. Sepertinya akan lebih mudah memahami versi bahasa Inggris karena bisa dengan jelas dituliskan he/him atau she/her.

Meski saya rada kurang sreg dengan terjemahannya, namun kalimat-kalimatnya masih dapat menyentuh emosi saya terhadap apa yang mereka alami, terutama terhadap apa yang Eleanor alami.

Eleanor relates me so much, i mean we all live with insecurities, aren't we? Tapi Park bisa dengan effortnya membantu Eleanor lepas dari insecuritiesnya, for a moment. But in the end, she needs herself to save her own self. (Review dari Nadskii di iPusnas)

No comments:

Post a Comment